SEBUAH PENGANTAR

Sejak SD hampir sebagian besar masyarakat sudah belajar bahasa Inggris di sekolah, namun sampai lulus SMA/SMK pun kita masih belum sepenuhnya bisa ”ngomong” berbahasa Inggris, kemudian melanjutkan sampai ke jenjang perguruan tinggi pun tetap saja gagap bila harus ”speak English”.
Mengapa demikian? Pola pembelajaran bahasa Inggris di institusi pendidikan formal diakui selama ini cenderung sangat formal dan tertata sedemikian rapi namun terkadang hanya untuk sekadar 'mengejar' kurikulum, sehingga sampai melupakan tujuan akhir dari belajar bahasa Inggris, yakni mampu berkomunikasi secara aktif. Tak dapat dipungkiri pula bahwa selama ini pola pengajaran di institusi pendidikan formal masih terfokus pada dua kompetensi, yakni writing dan reading, sehingga dua kompetensi lainnya masih cukup jauh tertinggal (listening & speaking).
Bahasa Inggris yang telah dijadikan kurikulum wajib dari sekolah tingkat dasar sampai perguruan tinggi belum mampu menjadikan bangsa ini “Speaking English Well”. Ironisnya bahasa Inggris bagai hantu yang menakutkan bagi kebanyakan pelajar dan masyarakat yang akhirnya hanya 20% dari bangsa ini yang bisa menguasai bahasa Inggris dan itu pun baru 7% yang mampu menguasai bahasa Inggris aktif (Spoken English).